√Kebijakan VOC Selama Berkuasa Di Indonesia
Namanya juga mencari informasi, tentu dibutuhkan keterbukaan dari Anda, dalam artian bahwa apa yang akan kami jelaskan disini tentu membutuhkan sedikit waktu dalam membacanya baru bisa memahaminya. Untuk itu buka lebar-lebar pikiran Anda supaya dapat menangkap "pengetahuan" baru yang akan kami bahas sebentar lagi. Berikut penjelasannya.
Pembahasan Lengkap Kebijakan VOC Selama Berkuasa Di Indonesia
Selama berlangsungnya masa penjajahan Belanda, untuk memperkuat dan juga memperluas daerah kekuasaannya di Indonesia, maka VOC menyatakan suatu hak istimewa yang juga dikenal dangan sebutan Hak Oktroi. Sehingga menjadi VOC mampu membuat berbagai kebijakan di dalamnya bagi Indonesia.

Kemudian VOC berupaya untuk dapat menguasai suatu wilayah pedalaman yang dinilai mempunyai berbagai potensi terutama dalam memproduksi sejumlah barang dagangannya pada tahun 1700-an.
Adapau salah satu yang menjadi sasarannya ialah imperialisme pedalaman. Dimana pada masa itu VOC menjadikan Kerajaan Banten dan Mataram dijadikan sebagai salah satu bagian yang menjadi target utama mereka, sebab kedua daerah itu dinilai memiliki sejumlah barang yang sangat diperlukan oleh VOC, misalnya seperti beras, gula merah, kacang dan merica.
Sehingga kemudian VOC menerapkan sejumah kebijakan yang diberlakukan di daerah tersebut. Baca Juga : Kebudayaan Pacitan
Kebijakan-Kebijakan VOC di Indonesia dan Pengaruhnya

Kebijakan-Kebijakan VOC di Indonesia
Di bawah ini terdapat penjelasan mengenai sejumlah kebijakan yang dibuat oleh VOC di daerah Indonesia.
- Berkuasa atas pelabuhan dan juga bangun benteng guna melakukan suatu monopoli perdagangan.
- Melakukan suatu perpecahan et impera politik (break down and control) guna menyelesaikan sejumlah kerajaan di Indonesia.
- Guna menaiklan posisinya, maka ia harus bisa ditunjuk dan dijadikan sebagai Gubernur Jenderal.
- Diimplementasikan seluruhnya atas Oktroi yang diserahkan oleh pemerintah Belanda.
- Mendirikan basis VOC, yang pada mulanya di Banten dan Ambon, kemudian digeser dan dipindahkan ke Jayakarta (Batavia).
- Melakukan sebuah pelayaran Hongi (Hongi tochten).
- Adanya suatu hak perluasan, yakni hak untuk menghancurkan sejumlah tanaman rempah yang dinggap berlebihan.
- Adanya suatu verplichte leverantie (mandatory soldering) dan juga Prianger stelsel (sistem Priangan).
Pengaruh kebijakan VOC terhadap rakyat Indonesia
Dalam hal ini merupakan suatu kebijakan yang dibentuk oleh VOC untuk rakyat Indonesia.
- Tingkat kepemimpinan sebagai raja akan lebih baik apabila ditangani secara langsung oleh VOC.
- Pada Wilayah kerajaan tersebut dipecah kemudian dibagi dengan menciptakan sebuah kerajaan dan penguasa baru yang ada di bawah kendali VOC.
- Dari Hak istimewa istimewa VOC, yang kemudian akan membuat rakyat Indonesia menjadi miskin dan menderita.
- Seluruh Rakyat Indonesia harus mengakui uang, sebagai alat sistem intelektual dan kemajuan modern (alat api seperti meriam).
- Adanya Pelayaran Hongi, bisa dikatakan melakukan suatu penyitaan, perampokan, perbudakan, dan bahkan pembunuhan.
- Adanya Hak pemudaran bagi rakyat ialah merupakan ancaman kematian atau sumber yang dinilai berlebihan.
Hak Istimewa
Sejumlah Hak-hak istimewa yang ada di dalam oktrooi (Piagam/Charta) 20 Maret 1602 yang diantarnya ialah:
Hak Monopoli
Hak monopoli dimana di dalmnya tercantum Perdagangan dan juga pelayaran di suatu wilayah yang terdapat didaerah timur yakni terletak di Tanjung Harapan kemudi di daerah bagian barat yakni terletak di Selat Magelhaens dan juga menguasai sejumlah perdagangan yang diperuntukan untuk kepentingan sendiri.
Hak Kedaulatan
Hak kedaulatan (soevereiniteit) sehingga bisa melakukan suatu tindakan layaknya suatu negara untuk:
- Menjaga alusista angkatan perang.
- Memaklumkan terjadinya perang serta menyelenggarakan sebuah perdamaian.
- Merampas serta menguasai daerah asing yang terdapat di luar Negeri Belanda.
- Menguasai dan memerintah daerah tersebut.
- Membuat atau mengeluarkan mata uang sendiri.
- Mengambil biaya pajak.
Tujuan VOC
Adapun Tujuan utama VOC seperti yang telah digambarkan dalam suatu perundingan 15 Januari 1602 yakni guna “memicu adanya bencana terhadap musuh dan keamanan tanah air”.
Yang diartikan musuh pada saat itu ialah Portugis dan Spanyol hingga pada kurun Juni 1580 – Desember 1640 saling menyatu menjadi sebuah kesatuan kekuasaan yang ingin merampas dominasi perdagangan di Asia.
Namun untuk sementara waktu, VOC bangsa Belanda masih melakukan kerja sama dan menjalin sebuah hubungan yang baik dengan masyarakat Nusantara.
Kebangkrutan Dan Pembubaran
Sehingga kemudian melangkah pada pertengahan abad ke-18 VOC mengalami suatu kemunduran yang kemudian memutuskan untuk dibubarkan.
Adapun yang menjadi Alasan dibubarkannya ialah berikut penjelasannya:
- Karena sejumlah pegawai VOC yang curang dan melakukan korupsi.
- Meningkatnya sejumlah pengeluaran anggaran peperangan seperti misalnya perang yang terjadi ketika melawan Hasanuddin dari Gowa.
- Membuat banyak yang harus dikeluarkan berupa gaji sebab kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang tentunya tidak sedikit.
- Kemudian adanya Pembayaran (keuntungan) terhadap pemegang saham sehingga ikut membebenkan sesudah VOC mengalami kekurangan pemasukan.
- Meningkatnya pesaing dalam perdagangan di daerah Asia dan yang paling utama ialah daerah Inggris dan Perancis.
- Adanya sebuah Perubahan politik yang terjadi di Belanda bersamaan dengan berdirinya Republik Batavia 1795 yang demokratis serta liberal mengusulkan sebuah perdagangan bebas.
Diman VOC melakukan sejumalh kebijakan dibidang politik yang telah sukses memporak porandakan persatuan kerajaan yang ada di Indonesia. Nah Politik ini dikenal dengan sebutan devide et impera atau disebut juga dengan politik adu domba. … Kemudian VOC juga melakukan suatu pelayaran hongi, pada umum definisi dari pelayaran hongi ialah merupakan suatu bentuk pengawasan dari VOC
Adapun Sejumlah kebijakan VOC dan dampak dari kebijakan tersebut terhadap rakyat jajahan antara lain ; Contingenten yakni merupakan suatu keharusan dalam memabayar pajak wajib dengan berupa hasil bumi yang harus secara langsung di diberikan kepada VOC. … Kemudian Kebijakan ekstirpasi terhadap rakyat juga menjadi suatu ancaman matinya mengenai suatu harapan yang menjadi sumber penghasilan yang dapat berlebih
Yakni bernama Pieter Both (yang lahir di Amersfoort, 1568 – kemudian wafat/meninggal di Mauritius, 1615 pada usia 47 tahun) ialah merupakan salah seorang wakil VOC pertama di Hindia dan dapat juga dikatakan Gubernur–Jenderal pertama Dimana Hindia Belanda. Ia memerintah sekitar antara tahun 1610 hingga 1614.
Nah itulah yang bisa quipper.co.id sampaikan mengenai Kebijakan VOC dan Pengaruh Terhadap Rakyat Indonesia, semoga ulasan kali ini bermanfaat ya.
Baca Juga :
The post Kebijakan VOC Selama Berkuasa Di Indonesia appeared first on Quipper.Co.Id.
Itulah tadi ulasan tentang Kebijakan VOC Selama Berkuasa Di Indonesia yang dapat kami sampaikan untuk Sobat pembaca semuanya. Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih karena sudah mengunjungi situs quippercoid. blogspot. com dan membaca urian diatas hingga selesai. Semoga apa yang kami sampaikan diatas dapat menambah wawasan kita semuanya, tertama untuk Anda yang memang sedang mencarinya. Ingat untuk selalu bahagia dan sampai jumpa di postingan selanjutnya.
Post a Comment for "√Kebijakan VOC Selama Berkuasa Di Indonesia"